Sebuah Kisah Klasik




Raut mu kini perlahan mulai berubah...
Senyum yang pertama kali kulihat waktu itu kian bertambah larut dalam rasa sakit...
Setiap kali ku angkat jemari ku dan berdoa mengingat diri mu...

Aku tak mengapa bila tak kau hargai...
Aku tak mengapa bila kau tak pernah mengerti...
Bila kehadiran ini hanya sebatas benalu aku akan pergi...

Ku tutupi semua dengan senyuman...
Bahkan hal kecil yang membuat anda susah mengerti...
Ku tutupi semuanya dengan kebohongan, agar anda tak usah pikirkan perjuangannya...

Keringat dan lelah yang telah kubeli cukup terbayarkan sejauh ini...
Suatu saat kamu akan mengerti mengapa aku hadir disini...
Mengejar sesuatu yang nyaman untuk diperjuangkan...
Meninggalkan hal kecil yang tak terbayarkan...

Tetaplah tersenyum untuk melawan rasa sakit itu...
Jangan menyerah untuk kembali seperti sedia kala apapun jalannya...
Allah tidak akan menguji seorang hamba tanpa batas kemampuannya...

Aku telah belajar banyak dari sunyi...
Bagaimana untuk menyimpan sendiri luka yang orang lain susah mengerti...
Bagaimana untuk tetap perduli meski kau takan pernah mengerti...

Perbedaan mengajarkan kita pentingnya kebersamaan...
Dari dua aliran yang berbeda namun kita berpijak di bumi yang sama...
Belajar mengerti walau tak harus memahami...

Percayalah jika perlahan badai pasti berlalu...
Akan ada setitik cahaya yang menerangi lorong-lorong kecil tempat kita berjalan...
Menuju sebuah tempat yang jauh dari perdaban dan keramaian hati..

Jauh kakimu melangkah untuk belajar artinya Tegar...
Agar kamu tahu kerasnya batu dan tajamnya bambu...
Agar kau mengerti luasnya samudra san tinggi nya langit...
Agar kau percaya pentingnya keluarga dan hadirnya Teman...

Puisi by : Arbi
26 Agustus 2016


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kinang Kilaras

Aku dan Yogyakarta

Maaf Membuatmu Kecewa