Setitik Cahaya Setelah Hujan



"Tuhan mengambil apa yang kau punya untuk menggantikan dengan yg lebih baik lagi"
                                                                                                                Karya: Arbi

Seketika setelah aku bangun dan membuka mata semua tampak sama dan nyata, hanya saja seperti ada yg hilang dari kejauhan, aku kehilangan sebuah arah tentang arti pertemanan. Kini aku memulai hidup sebagai mahasiswa di kota metropolitan dengan gaya hidup anak-anak yang mewah, namun adakah salah satu dari mereka yang ingin menjadi teman ku (?) kemungkinan tidak, aku bagaikan sebatang anggrek yg tumbuh di antara taman tulip, walau dari sudut pandang semua terlihat sama, namun kau tak mengerti rasanya jadi anggrek itu yg harus menjadi sisi positif maupun negatif bagi orang yang melihat, namun  sang anggrek tetap bertahan hidup layaknya ribuan tulip di sekitarnya, Hidup ini memang keras, tapi kita harus yakin bahwa kita adalah pribadi yang tidak mudah dikalahkan.

Hari ini aku bertemu banyak orang di kota metropolitan ini,  jauh kaki ku melangkah tidak hanya untuk ijazah S1 semata, aku ingin menulis sejuta pengalam yang tak pula orang lain miliki, masalah berteman mungkin aku adalah orang yang paling buruk. Sejak kelas 1 SMP saja bisa dihitung berapa banyak teman yang dekat dengan ku, entah apa masalahnya, hanya saja aku merasa asing dan tak sempurna. Beranjak ke masa-masa SMA  dan disinilah Tuhan memberi ujian pada ku, aku pernah memiliki seorang teman baik yang berawal dari anggota kelompok untuk pengambilan nilai praktik tari di sekolah, perlahan semuanya berjalan biasa, aku mulai nyaman hingga akhirnya aku kehilangan semuanya dengan mengatas namakan mencari jati diri, Dia berubah tak seperti yang aku kenal awal nya bahkan lebih jauh hingga masalah ini harus kami selesaikan cukup sampai disini, rasa memang tak pernah salah, ia hanya mengalir layaknya air di sungai, aku salah mengartikan arti sebuah pertemanan hingga akhirnya kisah ini harus ku akhiri dengan tragis, menghapus segala cerita dan kisah yang hanya menguras air mata saja.

Hari ini aku mendapat banyak cerita bersama orang yang aku batu kenal lewat sosial media, dari perkenalan yg tak disengaja  hingga akhirnya kita saling bertemu beberapa waktu, namanya Muhammad Al Fathoni namun aku memanggilnya dengan sebutan Mas Thoni, ia berasal dari daerah yang sama di kampung halaman ku di Jawa, tutur nya yang akrab dan seperti kesulitan untuk berbahasa indonesia dengan fasih membuat aku semakin nyaman berada didekatnya. Hal ini mungkin akan menjadi kisah awal perjalanan ku mencari seorang teman, walau aku yakin perlahan semuanya akan berubah seiring dengan waktu dan kesibukan kita masing-masing yang mulai akan menjadi anak kuliahan jauh dari rumah dan kampung halaman. Kini aku benar-benar haru dalam setiap doa disaat aku bersyukur Tuhan masih memberikan seorang teman untuk ku, jauh dari kisah kelam yang tak penah menghilang dari ingatan, aku mencoba melangkah lebih hati-hati agar tidak jatuh dalam lubang yang sama. Ada rasa nyaman disaat aku ada didekat nya hingga jauh aku kehilangan sesuatu tentang masalah, kita tak mampu mengubah hati seseorang untuk baik terhadap kita namun yang harus kita lakukan adalah mengubah hati kita agar bisa menarik kebaikan orang lain didekat kita, siapapun yang belum pernah melakukaan kesalahan tidak pernah mencoba sesuatu yang baru, musuh yang tidak terlihat adalah dendam sebab dendamlah yang mengubahmu menjadi orang yang kejam.

Aku telah belajar banyak dari sunyi, bagaimana menyimpan sendiri hal-hal yang orang lain susah mengerti, kau boleh berpikir bahwa aku penuh dengan teka-teki, tapi memang itulah satu-satunya cara agar ketika aku kecewa aku tidak menyalahkan siapa-siapa, terkadang lebih baik diam daripada menceritakan masalahku, karena aku tahu sebagian orang hanya penasaran tentang masalahmu namun bukan karena mereka peduli, terkadang kebahagiaan bukan karena memiliki hal-hal terbaik dalam hidup, tetapi bagaimana kita menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir dalam hidup. Apapun yang Tuhan takdirkan pasti yang terbaik untuk diri kita, kalian boleh berteman dengan siapapun tetapi kalian harus menyeleksi dengan siapa kalian akan dekat, karena dengan siapa kalian akan dekat itu mempengaruhi kehidupan kalian kelak. Hadiah terbaik tidak harus terbungkus dengan indah, kadang Tuhan membungkusnya dengan masalah tetapi didalamnya tetap tersimpan sebuah berkah. Ibarat buku, lembaran kehidupan kita seperti kertas putih sekotor apapun coretan kita dimasa lalu pasti selalu ada masa depan yang masih bersih untuk kita isi dengan coretan kisah yang baru.

Kepahitan yang kau rasakan kini adalah sebuah ujian dari sang Pencipta agar derajatmu kelak diangkat oleh Nya, sebanyak apapun orang yang perlahan menjauh dari mu, suatu saat Tuhan akan menggantikan dengan yang lebih baik dari orang itu, kau hanya harus percaya bahwa kau tak akan pernah merasa sendiri dalam sepi. Kini aku tak lagi berdiam dalam perjalan hijrah ini, ada sedikit penyemangat yang perlahan datang menghampiri, setelah merasa sejuk berada didekatnya dan berharap Tuhan akan mempertahankan ini semua.  Ada setitik cahaya yang aku lihat dari kegelapan di kejauhan yang menuntun untuk terus melangkah dan jangan berhenti disini, terus berjalan walau diantara bebatuan dan pegunungan dengan beban di pundak yang kian membuatmu bungkuk. Jangan pernah menyalahkan panasnya api,kerasnya batu,dan luasnya lautan, semua telah tergariskan bahkan tentang bagaimana kita menjalani hidup. Kini biarkan takdir Tuhan mengnakhodai perjalanan hidup yang kian mencari arah angin yang pas agar terus berlayar dan suatu saat berlabuh pada jati diri yang dicari. Seperti layaknya butiran air  yang jatuh berulang kali dari mendung di langit, namun ia tak pernah takut untuk jatuh kembali karena ia tak selamanya sendiri, ia bersama butiran butiran air yang jatuh pula bersamaan di sekitarnya hingga ia kini beranjak menjadi rintik hujan, walau demikian banyak pula orang yang tak suka dengan hujan yang menghilangkan kehangatan mentari. Jangan pernah berhenti untuk terus memahami meskipun sulit untuk menerimanya, kamu hanya harus perlu terima dan mengerti walau tak pernah memahami agar perlahan kamu bisa mengartikan sebuah filosopi rintik hujan yang mengganggu dan terkadang merusak hari-hari mu.
   
-  TAMAT -



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kinang Kilaras

Aku dan Yogyakarta

Maaf Membuatmu Kecewa